MASIH MENCARI BENTUK....


25 June 2003

A CHILD'S PRAYER

I sometimes lie awake at night
And wonder at the stars so bright
I dream about my future too
And the things that I will do
Soon the world will count on me

I’m the future, they agree
People depend on me somehow
Though small and timid, I am now
So you and I my dearest friend
Must stand together till the end

For we are one by Allah’s grace
No matter what our creed or race
We must prepare ourselves today
While we journey on life’s way
So education we must crave

From the cradle to the grave
So those entrusted with our care
Train us please and do your share
We’ll make you proud of us somehow
So waste no time and teach us now

We need your love and tender care
Your sincere and ardent prayer
So much there is to learn and see
For true believers we must be

O Allah we love you so
Give us health and make us grow
Be with us each passing day
While we journey on life’s way

19 June 2003

Tertawalah, dan sehat pun datang


"Badut itu seperti aspirin, hanya saja ia bekerja dua kali lebih cepat," kata
almarhum Groucho Marx, bintang film komedi yang kata-katanya sering dikutip
orang. Mengapa ia bisa bilang begitu? Bagaimana cara tawa menyembuhkan
penyakit? Tidakkah itu hanya mitos saja?

Tawa itu meringankan rasa khawatir. Sebab, seseorang tidak dapat tertawa dan
merasa takut secara bersamaan. Secara fisik itu tidak mungkin. Tawa juga
mengecilkan sumber dan ukuran rasa takut kita. Tawa mengurangi rasa ingin
sendiri. Sebab, tawa membuat kita ingin bersosialisasi dengan orang lain dan
meringankan rasa kesendirian. Tawa mengurangi agresi dan konflik. Orang yang
tertawa tidak dapat berbuat kasar pada orang lain.

Sistem kekebalan tubuh jadi lebih kuat dengan tertawa, kadar hormon stres
pun berkurang, jantung dan sistem peredaran darah lebih sehat, serta otot
menjadi lebih rileks. Tertawa adalah sumber latihan jantung yang sehat,
khususnya bagi orang yang telah berusia lanjut. Selain itu, juga akan
membuat pola napas khusus yang baik bagi kesehatan organ-organ pernapasan.

Tawa bekerja seperti virus karena menyebar dengan cepat. Menyebarkannya ke
seluruh dunia akan mengurangi kemarahan dan kekerasan.

Kesehatan mental kita menjadi lebih baik dengan tertawa. Stres berkurang,
begitu pula rasa marah dan khawatir, tapi rasa bahagia dan sikap positif
meningkat.

Membuat kita menjadi lebih kreatif dan mampu memecahkan masalah. Kepuasan
kerja pun meningkat. Kita dapat bekerja lebih keras namun merasa nyaman.
Singkatnya, produktivitas meningkat.

Semua orang bisa tertawa. Manusia dilahirkan dengan bakat untuk tertawa.
Sense of humor tidak terlalu diperlukan untuk tertawa.

Tertawa adalah proses alami yang mengurangi rasa sakit, baik secara fisik
maupun emosional. Ini adalah obat alami dari tubuh sendiri. Banyaklah
tertawa dan Anda akan merasakan ternyata hanya butuh sedikit obat untuk
menikmati hidup.

Jadi, memang ngakaklah saja, karena dengan biaya semurah itu, kesehatan
dapat terpicu dan menjaga Anda, ya?



11 June 2003



Hari Jumat lalu ane nganterin si Awie beli CD Rom di daerah Bangka. ketika pulang, kami lewat jalan Kemang Raya. Ternyata di sepanjang Jl. Raya Kemang itu sedang ada persiapan acara yg sepertinya ramai sekali tuh. Sepanjang pinggir jalan kemang sedang dipersiapkan tenda-tenda untuk bazaar. Ternyata acara yang akan berlangsung itu dalah Festival Jalan Kemang

Festival Jalan Kemang untuk kali ketiga digelar Sabtu (7/6-2003) lalu. Acara untuk memeriahkan HUT DKI Jakarta ini dimeriahkan berbagai kesenian Betawi. Festival yang dipadati pengunjung sepanjang satu kilometer di Jl Raya Kemang, Jakarta Selatan, dipadati jualan berbagai makanan dan minuman khas Betawi; kerak telor, kue talam, dan bir 'klotok'. Bir 'klotok'merupakan minuman Betawi tempo doeloe. Tidak ubahnya sirup, yang dicampur rempah-rempah.

Kemang saat ini merupakan satu dari sekian kawasan elit di Ibukota. Padahal, di tahun 60-an Kemang tidak tercantum dalam peta Jakarta. Kemang tak lebih sebuah desa di Kelurahan Bangka.Tidak heran ketika 1960-an wartawan Antara M Nahar pindah ke Kemang, ia diolok kawan-kawannya. Ngapain lu tinggal di tempat jin buang oplet, begitu bunyi salah satu olok-olok itu. Menurut Nahar, semua itu benar belaka. Sampai 1970'an, katanya, Kemang masih sangat sepi. Pendatang yang tinggal bisa dihitung dengan jari. Hampir seluruh penduduknya warga Betawi, yang bercocok tanam, dan beternak sapi. Mereka tinggal di rumah-rumah papan, beratap rumbia.
Hanya dalam 10 tahun, situasi Kemang berubah drastis. Willard A Hanna, mantan Direktur USIS (Kantor Penerangan AS) di Indonesia dalam 'Hikayat Jakarta' menulis; ''Akhir-akhir ini Kebayoran dikalahkan oleh pembangunan kota-kota satelit baru yang lebih mewah, seperti Kemang dan Pertamina Village di Kuningan.

'' Menurut Hanna, Kemang setaraf dengan Forbes Park, kota satelit paling megah di Manila. Apa yang dikemukakan warga AS dua dekade lalu itu memang benar. Tapi Kemang saat ini telah mengalami banyak perubahan. Namun, meski belasan kota satelit baru bermunculan di pinggir Jakarta, Kemang masih tetap bergengsi. Di sini, para eksekutif perusahaan asing, konglomerat, dan para cukong, badan-badan PBB, dan anggota misi diplomatik, bermukim.

Kalau 1960'an, seperti dituturkan Nahar, kita masih mendapati persawahan dan peternakan sapi, kini jangan harap menemukan semua itu di Kemang. Termasuk penduduk aslinya yang warga Betawi. Tidak keliru jika seorang staf Kelurahan Bangka mengatakan orang Betawi di Kemang tak ubahnya benda di museum barang langka. ''Bapak harus masuk ke pelosok-pelosok gang untuk menemui mereka,'' ujar Rachim, anggota staf kelurahan itu. Sejumlah orang tua yang masih bertahan di Kemang, dengan nada sedih mengatakan; ''Anak-anak dan cucu-cucu saya sudah tidak ada lagi yang tinggal di sini. Hajjah Nurhayah (67), generasi tua Betawi Kemang lainnya, mengatakan lebih menyukai daerahnya ketika masih ijo royo-royo, sekali pun ketika itu delman jarang masuk ke Kemang.

''Kalo dulu aye ke Pasar Minggu musti jalan kaki dulu ke Manggabesar. Dari sini baru naek delman ke Pasar Minggu,'' Nurhayah mengenang. Kemang adalah si eksklusif unik. Di sini, warga Betawi makin terpencil karena kehadiran warga asing dan orang berduit. Mereka tinggal di lorong-lorong kecil, di belakang rumah besar dan mewah. Semakin mahal harga tanah membuat jumlah mereka kian menipis. Mereka menjual tanahnya dan pindah dari kampung kelahirannya. Sebagian besar dari mereka pindah ke Ciganjur, Jagakarsa, Srengseng Sawah, Cileduk, bahkan ada yang ke Bogor. Sejak masyarakat asing hadir di kawasan yang luasnya 330 hektar, bermunculan pula galeri seni rupa, toko benda antik, kafe, restoran cepat hidang, restoran tradisional dan Barat.

Di Kemang, kita akan mudah mendapati rumah makan yang menyajikan makanan Cina, Jepang, atau masakan Italia serta belasan rumah makan Barat lainnya. Banyak di antara restoran ini yang kemudian berkembang menjadi pub, kafe, klab malam, panti pijat, dan berbagai hiburan lainnya. Di tempat ini para turis lokal dan mancanegara berdatangan, berpasang-pasangan, dan berkencan sampai menjelang subuh. Hj Nurhayah, nenek belasan cucu, tidak pernah membayangkan daerah kelahirannya akan berkembang demikian rupa. ''Padahal ketika aye kecil, Kemang merupakan daerah udik, yang ketika itu disebut Betawi pinggiran,'' kata Nurhayah. ''Kemang hanya dikenal sebagai penghasil buah-buahan dan peternakan sapi.''

Rachim juga belum lupa dengan kebiasaan masyarakat Kemang. Setiap pagi dan sore ratusan orang Kemang bersepeda mengantar susu yang dimasukkan ke botol-botol dan disandarkan di stang dan boncengan sepeda mereka. Sekarang, jangan harap menemukan pemandangan seperti itu. Bukan hanya kebun-kebun menjadi langka tergusur perumahan, peternakan yang dulu merupakan penghasilan rakyat juga ikut sirna. Sudah tidak terdengar lagi sapi-sapi yang melenguh di pagi hari.

Di tengah-tengah gemerlapnya Kemang dengan berbagai tempat hiburan, yang tersisa bagi warga Betawi hanya identitas keagamaan mereka. Azan subuh masih bergema dari masjid-masjid, meski di sekeliling mereka muda-mudi teler di kafe-kafe, lorong-lorong. Azan Subuh menggerakkan warga Kemang berbondong-bondong ke masjid, tanpa peduli dengan kehidupan sekelilingnya yang serba wah. Mereka tak pernah berubah
(Sumber : Republika 7 Juni 2003)

08 June 2003

" Diiiiin......banguuuuun......!! udah pagi tuh. Cepetan bangun, ntar ketinggalan subuh loe!"

Hari-hari ini rasanya sempit banget waktu buat istirahat. Pulang larut dan keesokan lagi harus kembali berkutat dengan kerjaan. Rasanya nggak sempat merapikan kamar yang makin berantakan. Tapi alhamdulillah ada waktu dikit buat rileks seusai subuh selepas tilawah. Hooaaaacks!...................................

cat stevens - morning has broken

(1)
Morning has broken like the first morning,
blackbird has spoken like the first bird.
Praise for them singing, praise for the morning,
praise for them springing, fresh from the world.

(2)
Sweet the rain's new fall sunlit from heaven,
like the first dewall on the first grass.
Praise for the sweetness of the wet garden,
sprung in completeness where his feet pass.

(3)
Mine is the sunlight ! Mine is the morning
born on the one light Eden saw play !
Praise with elation, praise every morning
God's recreation of the new day

06 June 2003

ADA AIRMATA TERTAHAN
Oleh: M. Fauzil Adhim

"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang yang engkau
ridho terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau
lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang
merata di muka bumi." (HR Tarmidzi dan Ahmad)

Saya tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan oleh
Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya
benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan
keluarnya. Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan
akhirnya mereka mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat
menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada
yang mau serius.

Kadangkala lingkaran ketakutan itu berlanjut. Bila di usia dua puluh tahunan
mereka menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan,
di usia menjelang tiga puluh hingga sampai tiga puluh lima berubah lagi
masalahnya. Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak
yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan
pendamping dengan kriteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori,
semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori. Begitu pula
kriteria tentang jodoh, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka
akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara
wanita yang sudah berusia sektar 35 tahun, masalah nya bukan kriteria tetapi
soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya. Ketika usia sudah 40-an,
ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap
terjaga hatinya. Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia
40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik.
Lebih-lebih ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam.
Yaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil.
Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu
menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasehati. Apabila tak ada
iman maka muncul keputusasaan.

WAHAI ALI JANGAN KAU TUNDA-TUNDA

Apa yang menghimpit saudara kita sehingga mereka sanggup meneteskan air
mata. Awalnya adalah karena mereka menunda apa yang harus disegerakan,
mempersulit apa yang seharusnya dimudahkan. Padahal Rasululloh berpesan:
"Wahai Ali, ada tiga perkara jangan di tunda-tunda, apabila sholat telah
tiba waktunya, jenazah apabila telah siap penguburannya, dan perempuan
apabila telah datang laki-laki yang sepadan meminangnya." (HR Ahmad)

Hadis ini menunjukan agar tidak boleh mempersulit pernikahan baik langsung
maupun tak langsung. Secara langsungadalah menuntut mahar yang terlalu
tinggi. Atau yang sejenis dengan itu. Ada lagi yang tidak secara langsung.
Mereka membuat kebiasaan yang mempersulit, meski nyata-nyata menuntut mahar
yang tinggi atau resepsi yang mewah. Sebagian orang mengadakan acara
peminangan sebagai acara tersendiri yang tidak boleh kalah mewah dari
resepsi pernikahan.sebagian lainnya melazimkan acara penyerahan hadiah atau
uang belanja untuk biaya pernikahan secara tersendiri.

Bila seseorang tak kuat menahan beban, maka bisa saja melakukan penundaan
pernikahan semata karena masalah ini. Saya sangat khawatir akan keruhnya
niat dan bergesernya tujuan. Sehingga pernikahan itu kehilangan barokahnya.
Na'udzubillah

Penyebab lain adalah lemahnya keyakinan kita bahwa Allah pasti akan memberi
rezeki atau bisa jadi cerminan dari seifat tidak qona'ah (mencukupkan diri
dengan yang ada).

PILIHLAH YANG BERTAKWA

Suatu saat ada yang datang menemui Al Hasan (cucu Rasululloh). Ia ingin
bertanya sebaiknya dengan siapa putrinya menikah? Maka Al Hasan ra berkata:
"Kawinkanlah dia dengan orang yang bertakwa kepada Allah. Sebab jika
laki-laki mencintainya, ia memuliakannya, dan jika ia tidak menyenaginya ia
tidak akan berbuat zalim padanya."

Nasihat AL Hasan menuntun kita untuk membenahi pikiran. Jika kita menikah
dengan orang yang bertakwa cinta yang semula tak ada meski Cuma benihnya
dapat bersemi indah karena komitmen yang memenuhi jiwa.

Wallahu alam bi showwab.
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat haluu'a (keluh kesah lagi kikir). Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali, orang-orang yang mengerjakan salat. Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)." (Al-Ma'aarij: 19--25).



Bagi setiap jiwa yang merindukan Tuhannya,
Tergenggam erat pengabdian yang utuh tanpa batas.
Mengalirkan serpihan keimanan yang kian merekah membaja.
karena kelak jalannya akan merenda abadi

Di tepi batas sujud yang kian menunduk
Melirihlah getaran ketir suara hatinya
Menyibakkan tetesan keinsyafan dari sebuah kesalahan
Yang dengannya sang jiwa kan kembali





02 June 2003

Kenangan di Shangri-La


Siang hari tadi ketika hendak sholat Zuhur ke masjid, ane bertemu dengan salah sorang teman sekolah dulu. Wah surorise banget tuh. Walaupun dulu kita bukan temen deket, tapi yg namanya ketemu dgn kawan lama, apalagi satu almamater merupakan suatu kejutan tersendiri. Pertemuan singkat itu diisi dengan obrolan khas lelaki. Apa khabar loe??……Mao ke mana loe??……Tinggal di mane loe sekarang??…..Kerja di mana loe??…..Gimana kabar yang laen??…….dst.Ternyata temen ane itu sekarang jadi roomboy di hotel Shangri-La Jakarta. What!? Shangri-La!?? Wah….itu kan tempat ane kerja beberapa tahun yang lalu. Duh! Jadi mengenang masa-masa perjuangan dulu neeh.

Sama seperti si Ahmad ntu, dulu ane juga pernah kerja di hotel Shangri-La Jakarta yang kata orang hotel paling mewah di Jakarta ntu. Dulu ane pertama kali kerja di Koperasi karyawan hotel ntu sekitar tahun 2000. Tugasnye jagain koperasi, ngelayanin semua costumernya, sampe kunci pintunya kalo mo’ pulang. Kerja di koperasi karyawan ada seneng ada susahnya juga tuh. Seneng karena kita bisa kenal hampir semua karyawan hotel yg jumlahnya saat itu lebih dari seribu orang. Bergaul sama orang-orang hotel ternyata kudu pintar-pintar bawa diri. Wah nggak usah diceritain deh gimana rasanya kerja di hotel (malu nih).

Masih inget kan unjuk rasa dan mogok besar-besaran para karyawan hotel Shangri-La Jakarta yang sempat bikin heboh itu??
Peristiwanya terjadi menjelang Idul Fitri 1421 H atau akhir tahun 2000. Walaupun nggak terlibat langsung, ternyata peristiwa itu menjadi kenangan tersendiri buat ane. Wah kalau diceritain tentang demo itu, bisa jadi satu buku tuh. (kapan-kapan ane ceritain deh ttg demo di Shangri-La itu). Karena demo besar-besaran itu, hotelnya jadi ditutup sampe beberapa bulan. Dan ane terpaksa nganggur di rumah nunggu kabar dari bos yang katanya pasti mo’ manggil ane lagi karena ane gak ada apa-apa sama demo ntu. Setelah badai demo itu berangsur surut dan hotel dah buka lagi, ane mulai masuk kerja lagi. Sekitar 600 orang karyawan hotel di PHK karena terlibat demo. Akibatnya hotelnya merekrut banyak staff baru buat ganti mereka yg dipecat.

Beberapa saat setelah hotel resmi dibuka, ane dipanggil manajer Housekeeping yang menanyakan tentang permintaan ane tempo hari yang mo’ pindah ke housekeeping. kamu bener mau ke housekeeping? Di sini kan kerjanya bersih-bersih, emang kamu mau? Kalau kamu mau, besok langsung dateng aja. Tapi untuk pertama kali kamu kebagian shift malem sampe pagi begitu tanyanya. So…mulai saat ntu ane dapet kerjaan baru di bagian Housekeeping. Kerja pertama di bagian public area. Kira-kira sekitar empat bulan ane kerja di housekeeping, sebelum akhirnya dapat kerja di tempat yang sekarang. Duh! Ternyata kerja di hotel memang banyak tantangannya. Kalo iman kita nggak kuat, mungkin kita bisa terbawa arus. Tapi alhmadulillah, sejak semula ane dah kenal sama orang-orang yg hanif di sana, juga sama beberapa ikhwah yg kerja di sana juga.

Ternyata nggak semua jelek kok. Ternyata para aktivis dakwah yg kerja di hotel sudah punya jaringan kerja yang hebat. Setiap hotel di Jakarta, kegiatan kerohanian Islamnya hampir semua sudah di”pegang” oleh ustaz-ustaz yang hanif macam ust. Hasib Hasan, Bukhari Yusuf atawa ust. Rahmat Abdullah yg sering ngisi ceramah kalao ada acara dari rohis PHRI.

Wah..kayaknya kalau diceritain semua gak ada habisnya nih. Tapi yang pasti, masa-masa kerja di hotel merupakan pengalaman yang amat berharga buat diri ane. Di situ tempat ane pertama kali nyantap Lobster, ngeliat orang-orang beken pada pesta dll. Ane jadi kenal sama berbagai macam kehidupan dunia. Dari yang baik sampai yang bejat sekalipun. Jadi…jangan heran kalo ane kenal sama Jack Daniels atawa merk-merk barang haram lainnya. He he he

Semoga apa yang telah terjadi menjadi petunjuk dan pelajaran berharga buat ane.Dan segalanya ane serahkan sama Allah Yang Maha Kuasa yang mengatur hidup kita semua

01 June 2003

Maaf, saya masih belajar....

Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai.
Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya.
Saya belajar, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik.
Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali serta orang yang begitu perhatian pada saya.
Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.
Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya.
Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya sahabat itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya ..dan untuk itu saya harus memaafkannya.
Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri saya sendiri dan orang lain.., kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.
Saya belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggungjawab untuk apa yang telah lakukan.
Saya belajar, bahwa dua manusaia dapat melihat sebuah benda, kadang dari sudut pandang yang berbeda.
Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya.
Saya belajar, bahwa tidak ada yang instan atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati.
Saya belajar, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya.
Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku egois.
Saya belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai.
Saya belajar, bahwa orang -orang yang saya kasihi justru sering diambil segera dari kehidupan saya ...


All written material is copyright mangdin(c)2006 --- Send me email to emilrabin@yahoo.com