MASIH MENCARI BENTUK....


30 April 2004

SERAGAM KAMUFLASE



Apa sih seragam kamuflase (camouflage uniform) itu? Maksud dari seragam kamuflase itu adalah seragam atau pakaian bercorak (loreng) yang digunakan tentara dalam tugasnya di lapangan. Di Indonesia istilah yang dipakai TNI adalah PDL (Pakaian Dinas Lapangan) atau PDH (Pakaian Dinas Harian). Setiap Angkatan suatu negara biasanya memiliki pakaian khas tersendiri untuk tentaranya. Baik yang digunakan dalam tugas keseharian maupun yang digunakan dalam sebuah pertempuran di peperangan. Bahkan dalam sebuah angkatan bersenjata, seragam yang digunakanpun beraneka ragam tergantung dari kesatuan, tugas maupun rutinitas mereka. Seragam kamuflase adalah pakaian loreng-loreng atau bercorak tertentu yang digunakan oleh para prajurit.

Corak, warna dan bentuk pakaiannya biasanya harus disesuaikan oleh keadaan geografis tempat di mana mereka diterjunkan untuk bertempur. Misalnya pasukan Amerika yang diterjunkan di Irak, memakai seragam yang mirip dengan warna pasir gurun di sana. Atau pasukan Marinir TNI-AL yang sedang menumpas GAM di Aceh akan memakai seragam loreng hijau-hijau yang sesuai dengan corak dedaunan dan pepohonan, karena medan di sana yang berupa hutan belantara. Selain agar nampak gagah, seragam loreng juga berfungsi untuk mengelabui mata lawan saat pertempuran terjadi. Bahkan untuk tugas-tugas tertentu seperti penyergapan, pengintaian atau tugas menjadi sniper, digunakan pakaian khusus untuk memperlancar tugas. Misalnya ditambahi dedaunan serta ranting-2 pohon di sekujur tubuh dan wajah yang di coreng-morengi dengan perwarna hijau dan hitam. Setiap kesatuan biasanya memiliki baju loreng khusus selain tanda pangkat dan kesatuan yang bisa membedakan mereka. Misalnya loreng kopasus berbeda dengan loreng marinir dsb. Intinya adalah bagaimana dengan seragam tersebut, mata lawan dapat terkecoh dalam pertempuran. Bahan yang digunakanpun bermacam-macam sesuai dengan kondisi geografis dan cuaca.


29 April 2004

Su-27, Penempur dari Timur yang Menggetarkan Dunia


c Setelah pernah gagal memperkuat pertahanan udara Indonesia di tahun 1997, akhirnya pesawat canggih buatan Rusia, Sukhoi Su-27 dan Sukhoi Su-30MK dimiliki Angkatan Udara Republik Indonesia. Tak pelak hal tersebut sangat menggembirakan pilot-pilot Indonesia yang selama ini menerbangkan pesawat-pesawat yang tergolong tua. Bagaimana tidak, Su-27 adalah pesawat tempur supersonik generasi ke-empat buatan Rusia yang dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai salah satu penempur terbaik abad 20. Kemampuan manuver dan karakteristiknya telah mengundang decak kagum jutaan pengunjung pameran kedirgantaraan dan membuat pilot-pilot berbagai negara berhasrat menerbangkannya.

Kekaguman dunia terhadap pesawat rancangan Sukhoi Design Bureau ini makin bertambah seiring dengan hadirnya berbagai derivatif atau versi pesawat tempur yang dibangun berdasarkan Su-27. Pesawat-pesawat itu antara lain pesawat latih Su-27UB, Su-27K versi Angkatan Laut (atau Su-33), pesawat sergap tempat duduk ganda Su-30, penempur multi fungsi Su-30MK, pembom taktis Su-34, penempur berkemampuan manuver tinggi Su-35, dan varian tercanggihnya, Su-37 Super Flanker. Meski belum teruji dalam pertempuran sesungguhnya (battle proven), namun simulasi-simulasi tempur yang dilakukan dalam berbagai air show membelalakkan militer Barat yang merasa kecolongan, sekaligus membuktikan bahwa pesawat yang dijuluki "Flanker" oleh NATO ini adalah mesin perang yang sangat hebat.

Tak putus-putusnya berbagai media massa memberitakan keunggulan Flanker atas pesawat-pesawat Barat dalam berbagai pameran kedirgantaraan. "Langit di atas Perancis menjadi saksi kehebatan pesawat Soviet," demikian laporan Reuters pada Le Bourget Air Show tahun 1989. "Sepertinya persaingan antara pilot-pilot Soviet dengan pilot-pilot AS di langit Le Bourget telah dimenangkan oleh Uni Soviet. Dan itu berkat pesawat mereka yang (mampu bermanuver) seperti ular mematuk." Ya, manuver Cobra yang diperkenalkan pertama kali oleh pilot uji Soviet, Victor Pugachev, memang melekat pada sosok Flanker. Manuver itu --dimana pesawat mengangkat hidungnya hingga nyaris jungkir balik ke belakang lalu mematuk ke depan-- beserta manuver lainnya menjadi andalan Sukhoi dalam "menjual" namanya.

Lawan Tangguh F-15 Eagle

Adapun Flanker memang diciptakan untuk memenuhi konsep tempur "high manoeuvrability" yang dibutuhkan Uni Soviet masa itu. Dalam konsep tersebut, "negara beruang merah" membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver tinggi yang mempunyai jarak jelajah yang jauh, dilengkapi dengan sistem persenjataan ampuh dan sistem navigasi yang memungkinkan pilotnya unggul dalam pertempuran jarak jauh maupun jarak dekat (dogfight).
Secara lebih teknis, pesawat yang dirancang harus bisa beroperasi pada ketinggian 30 meter di atas tanah hingga ketinggian 20.000 meter. Ia harus memiliki kecepatan setidaknya 1.350 km/jam pada sea level dan 2.500 km/jam di ketinggian (high altitude). Jarak radius aksi tidak kurang dari 500 km pada low level, 1.700 pada high level dengan jarak jelajah low level minimal 1.400 km dan 4.000 km pada high level.
Konsep di atas tidak lepas dari usaha Soviet untuk menandingi lawannya dari AS, F-15 Eagle, yang merupakan pesawat tercanggih waktu itu. Usaha tersebut tidak sia-sia karena varian-varian Flanker, termasuk Su-30MK yang dibeli Indonesia, dikatakan jauh lebih unggul dari F-15.


Senjata Mematikan

Su-27 Flanker, yang bentuk sayapnya menyatu dengan badan pesawat dan mempunyai dua sirip tegak di bagian ekor ini, dilengkapi persenjataan mematikan yang tidak kalah hebat dari rudal-rudal F-15. Senjata itu antara lain enam peluru kendali Vympel R-27, dikenal juga sebagai AA-10 Alamo. Rudal jarak menengah ini sengaja dibuat untuk Su-27 dan MiG-29 Fulcrum. Ia sekelas dengan AIM-7M Sparrow milik AS, bahkan sering disebut lebih hebat dari Sparrow. Alamo dilengkapi radar aktif dan mampu mengejar musuh hingga 170 km dengan kecepatan Mach 4, empat kali kecepatan suara.
Empat rudal udara-ke-udara jarak pendek R-73 atau AA-73 Archer juga bisa dicantolkan pada tubuh Flanker. Rudal dengan jarak jangkau 40 km ini adalah rudal jarak dekat terbaik Rusia. Kecepatannya Mach 2,5 dan dapat dilepaskan dalam segala cuaca. Dengan sistem fire and forget, penembak tinggal membidik, dan Archer akan menghantam sasarannya sendiri.
Selain memiliki kanon GSh 30 mm 150 putaran pada sisi atas lubang masukan udara sebelah kanan, Flanker bisa pula membawa unguided rocket dan 4.000 kilogram bom berbagai jenis. Varian Flanker lain bahkan dapat dipersenjatai peluru kendali udara-ke-darat sehingga mampu melakukan serangan darat.



Makin Ampuh

Namun demikian, hal yang menjadi cemoohan militer Barat pada Su-27 adalah panel-panel instrumen elektronik di kokpit pesawat yang dianggap ketinggalan jaman. Disebutkan Su-27 masih menggunakan sistem analog yang telah ditinggalkan pesawat lain.
Oleh keterbatasan di atas, derivatif Flanker selanjutnya dipercanggih dengan sistem yang lebih modern. Su-30MK adalah contohnya. Pesawat yang ketika akan dibeli Indonesia tahun 1997 menyandang nama Su-30KI atau "Komercesky Indonezij" itu adalah pesawat yang lebih unggul dari Su-27, pesawat dasarnya. Kokpitnya lebih canggih karena dilengkapi layar kristal berwarna. Radar Doppler-nya mampu mengikuti 10 sasaran udara berbeda pada jarak 100 kilometer, serta mengunci sekaligus dua sasaran pada jarak 65 km.
Belum lagi derivatif lain seperti Su-35 yang berkemampuan multi-role. Radar pada Su-35 mampu menangkap target udara pada jarak hingga 400 km dan 200 km target darat. Radar ini secara simultan bisa menjejak 15 target dan mengunci enam diantaranya.
Sementara Su-37 Super Flanker yang memiliki sirip canard (bebek) di bagian depan mampu menangkap 24 sasaran bergerak secara simultan. Su-37 ini dilengkapi dengan thrust vectoring engine nozzle (semburan jet yang dapat diarahkan ke atas-bawah, kiri-kanan, atau kombinasi dari semuanya) sehingga memungkinkan pesawat dua mesin turbofan baru Lyulka Saturn AL-37FU dengan afterburner ini meluncur lebih gesit dibanding varian sebelumnya.
Dengan kehebatan dan nama harum pesawat-pesawat itu, Angkatan Udara Indonesia pastilah akan menanjak pamornya dan bisa ikut menggetarkan langit setelah memiliki Su-27 Flanker dan salah satu variannya, Su-30MK.


27 April 2004

Bursa Penempur Mancanegara


Lima belas tahun ke depan, dunia akan ditaburi 5.000 pesawat tempur. Nilai ini setara dengan 15-20 persen dari kontrak pembelian alat-alat perang. Jumlahnya, 170 milyar dollar AS!


Ketegangan berkelanjutan di wilayah Kashmir yang menjurus ke perang terbuka antara India dan Pakistan, tampaknya telah memaksa kedua negara bertetangga itu untuk terus memperkuat elemen tempurnya.
Angkatan Udara (AU) India menurut Flight International (27 November­3 Desember 2001), saat ini diperkirakan mengoperasikan hampir 2.000 pesawat. Sekitar 700 merupakan pesawat tempur dari berbagai jenis ­ MiG-29A/UB, Jaguar IS/IB/M, Mirage 2000H/TH, MiG-27M, MiG-23BN/UM/MF, MiG-21bis/M/FL/U, serta MiG-25.

AU Pakistan yang sempat bermasalah dengan Amerika Serikat (AS) ulah ujicoba nuklir yang digelar pada 1998 ­ karena itu kena sangsi embargo AS tapi diperlonggar sejak Pakistan merelakan landasannya didarati pesawat AS saat menggelar Operasi Enduring Freedom di Afghansitan sepertinya akan memperoleh 71 F-16 Fighting Falcon senilai 1,7 miliar dollar. Selengkapnya, AU Pakistan mengoperasikan 700-an pesawat di mana 400 diantaranya penempur.

India sebagaimana ditulis AirForces Monthly (30/3/2002) yang menjadi acuan utama tulisan ini, disebut memesan 50 Su-30 MKI pada akhir 1990 ­ pesawat sejenis yang pernah dipesan TNI AU ­ dimana 140 pesawat lagi akan dibangun di India dengan lisensi. India menyadari, armadanya yang mulai menua sangat mendesak untuk diganti, seperti 90 Jaguar, 40 Mirage 2000, serta 70 jet latih lanjut ditambah 200 latih dasar. Tentu selain geliat meremajakan armada-armada tempurnya, gigihnya upaya kedua negara mengembangkan senjata nuklir dan pemusnah massal (mass destruction weapon), menjadi catatan lain yang patut dicermati. Para ilmuwan dan kelompok pemantau senjata dunia, memperkirakan arsenal nuklir Pakistan sudah mencapai 20-an bom nuklir. Sementara seterunya, India, memiliki antara 55 ­ 110 bom nuklir (Kompas, 11/1/2002).

Lipatganda armada



Sudah menjadi teori, negara yang berada dalam keadaan terancam atau sebaliknya berpotensi mengancam (threatening), cenderung memperkuat angkatan perangnya. Bukan bermaksud memprovokasi, tentu, kita bisa lihat ambisi Singapura menambah 20 F-16 Block 52, AH-64D Apache "Longbow", serta keinginan berpartisipasi dalam proyek triliunan rupiah penempur masa depan F-35 yang dimenangkan Lockheed Martin.

Hal yang sama juga bisa dilihat dari Taiwan yang akan mengakuisisi 60 Mirage 2000-5, serta tengah menjajaki pengadaan penempur generasi kelima diantara pilihan F-22, Eurofighter Typhoon, atau Rafale. Cina sebagai saudara tua Taiwan, dalam jangka waktu panjang akan melipatgandakan armadanya dengan 2.000 penempur baru.

Satu hal lagi kalau bisa disebut dampak positif negara berseteru, adalah tumbuh suburnya industri pendukung militer. Cina belum lama ini sukses menerbangkan pesawat serba guna Chengdu J-10/F-10, yang disebut bakal menggantikan J-6, Q-5, dan J-5. Cina dan India juga disanjung-sanjung sebagai dewa penyelamat bagi program MiG 1.42 dan S-37. Sementara AS untuk jangka panjang (2026), tetap membutuhkan 3.700 penempur macam Super Hornet, F-22, dan F-35 menyusul dipensiunkannya penempur berat F-14 Tomcat. Menarik juga disampaikan bahwa Cina, India, dan Korea Selatan akan menjadi pembeli terbesar di Asia Pasifik, sementara Uni Emirate Arab di Timur Tengah disamping pembeli potensial setia, Arab Saudi.

24 April 2004

Bangsa Yang Sadar dari Konspirasi



Oleh: DR. Abdulaziz Rantisi

Suatu hari, tentara Israel lengkap dengan persenjataan berat menyerang kampung al Zaitun di kota Gaza, mereka tidak hanya membantai penduduk kampung, tetapi juga menghancurkan apa saja yang ada di perkampungan tersebut. Mereka bulldozer rumah-rumah penduduk sampai rata dengan tanah, suatu hal yang membuat orang teriris batinnya karena kehilangan tempat tinggal yang sangat berharga. Aksi semacam ini pernah mereka lakukan pada tahun 1948 lalu, ketika mereka merebut dan merampas tanah Palestina pemiliknya yang sah.

Mereka juga membombardir pabrik dan perindustrian yang ada di daerah tersebut. Pertokoan dan pusat perdagangan hangus dibakar tentara yang bagaikan keranjingan syetan. Para pedagang dibuat kebingungan, karena toko-toko yang merupakan satu-satunya tempat mengais rizki untuk sekedar bertahan hidup di tengah himpitan penjajah Israel telah musnah tak bersisa.

Melihat hal itu, para pedagang bertolak menuju rumah Syeikh Ahmad Yasin. Mereka menerangkan apa yang terjadi di kampung mereka dengan penuh harapan agar mendapat bantuan dan solusi bagi mereka. Mendengar pengaduan itu, Syeikh Yasin dengan bijak berujar, "Kalian semua sudah mengetahui alasan militer Israel menghancurkan pabrik-pabrik tersebut karena dicurigai sebagai tempat pembuatan senjata Hamas, sesuatu yang telah membuat mereka terancam dan kehilangan rasa aman dalam diri setiap orang Yahudi. Namun apakah kalian mengetahui alasan mereka menghancurkan tempat dagang kalian?" Mendengar pertanyaan semacam itu semua pedagang dengan suara serentak menjawab, ”Karena Israel ingin kita bangsa Palestina tunduk dan patuh kepada semua agendanya." Dengan nada tegas penuh wibawa dan bijaksana, Syeikh Yasin kembali bertanya kepada para pedagang tersebut, "Kalau begitu apa yang kalian ingin lakukan? Apa sikap kalian terhadap konspirasi yang mereka lancarkan terhadap kita bangsa Palestina dan umat Islam? Maka para pedagang itu – juga dengan kata serentak – menjawab, "Kami bersumpah demi Allah, walaupun kami mati kelaparan, kami tidak akan pernah rela menyerahkan sejengkal tanah ini (Palestina, red) kepada Yahudi dan kami tidak akan pernah tunduk kepada agendanya."

Itulah gambaran sederhana rakyat Palestina dengan spontanitas, orisinalitas dan kekuatan tekadnya. Inilah kondisi dan realitas sesungguhnya yang terjadi di kalangan rakyat Palestina, yang sudah sangat disadari oleh musuhnya, Israel. Mereka sangat faham bahwa dengan segala keteguhannya, rakyat Palestina akan mengambil sikap lebih baik mati kelaparan daripada tunduk dan patuh hina di depan musuhnya. Rakyat Palestina akan siap mati di jalan Allah daripada harus menjual tanah air dan bangsa mereka, mereka lebih memilih melawan dengan senjata seadanya walaupun hanya batu dan ketepel, daripada harus rela membiarkan penjajahan dan segala tindakan biadabnya subur di atas tanah suci mereka.

Namun, memang perjuangan tidak cukup hanya berbekal dengan semangat dan keteguhan sikap. Karena di depan keberanian rakyat Palestina ternyata Israel tidak pernah berhenti mencari strategi untuk memadamkan kobaran api semangat itu, serta berupaya membunuh keteguhan perlawanan yang sedang berjalan. Mereka mencari segala cara untuk menghancurkan semangat juang rakyat Palestina, termasuk dengan mencari orang-orang Palestina sendiri yang haus kekuasaan tanpa mempedulikan kehormatan dan harga diri.

Untuk melancarkan agendanya, Sharon bahkan menerima usulan sebagaian kalangan politisi Israel. Mereka menekankan kepada Sharon untuk menata ulang kembali strategi keamanan "negeri" Yahudi tersebut, dengan agenda terror sebagai prioritasnya. Karena tujuan utama yang membahagiakan Sharon hanyalah terus mencari setiap rakyat Palestina yang tergelempar di atas darah dari muncratan senjata para militernya.

Sampai akhirnya darah umat Islam Palestina terus membasahi bumi, sementara intifadhah seolah tidak menghalangi niat jahat Sharon yang terus menghabisinya. Akhirnya, semua agenda-agenda Sharon berjalan sesuai dengan yang ia rencanakan, bahkan bisa dikatakan lebih dari target yang ditentukan. Sebuah agenda yang menjadi bahan utama kampanye yang mengangkatnya kembali ke kursi tertinggi di negeri itu. Yaitu sebentuk kekerasan dan penekasan sekuat mungkin terahadap rakyat Palestina, demi menjamin keamanan rakyat Israel. Sehingga terror demi terror, moncong senjata terus ia arahkan kepada setiap rakyat Palestina yang dianggap mengancam keamanan Israel. Rakyat Palestina sebagai bangsa yang berhak atas tanah itu justru dikalungi gelar terbaru "teroris". Sementara orang yang mendendangkan kejahatan kemanusiaan malah mendapat nobel perdamaian. Sebuah realitas yang ironi bagi kita umat Islam.

Yang masih menjadi bahan pertanyaan besar adalah bahwa pertemuan untuk membahas masalah keamanan dengan Sharon, itu bersamaan dengan propaganda baik dari para politisi dan media Yahudi, ataupun dari beberapa kalangan dalam Otoritas Palestina sendiri yang menghembuskan nafas frustasi di kalangan rakyat Palestina yang ingin melanjutkan perjuangan melawan penjajah Israel hingga bisa mengusirnya dari bumi Al Aqsha. Sebuah konspirasi besar yang ingin memadamkan semangat juang para mujahid akhir zaman. Ironinya, justru hal itu juga dilakukan oleh beberapa kalangan umat Islam sendiri.

Tetapi yang pasti cukup jelas, kalangan manakah yang menjual akidahnya dengan menghembuskan angin frustasi dalam diri mujahidin. Mereka adalah kalangan yang hanya mengambil keuntungan sesaat dari krisis Palestina, untuk menambah jumlah dollarnya dalam rekening mereka di bank-bank eropa dengan "menjual" darah dan mayat-mayat rakyatnya sendiri.

Mereka adalah orang yang memakan hasil keringat yang berbau darah orang lain karena tergiur nilai tukar dollar. Karena merasa frustasi dengan kondisi di negerinya sendiri (Palestina, baik Jalur Gaza ataupun Tepi Barat) yang tidak memperlihatkan perbaikan perekonomian, karena terus berada di bawah kepungan dan blockade tentara Israel, sehingga semua aktiftas bisnis mati. Hal ini membuat kedua wilayah yang ditawarkan oleh AS sebagai "Negara" Palestina itu menjadi daerah yang paling miskin di dunia. Yang membuat sebagian orang yang hanya berorientasi duniawi menjual akidahnya untuk selembar dollar dari tangan musuh.

Tetapi sesungguhnya yang membuat perekonomian Palestina hancur bukan hanya karena kepungan dan blockade tentara Israel saja, sikap beberapa politisi yang selalu duduk di meja perundingan dengan korupsinya yang sangat fantastis, juga mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap keterpurukan kondisi rakyat Palestina.

Namun, selain berdampak pada memburuknya situasi perekonomian Palestina, masalah itu juga bertujuan untuk menekan rakyat Palestina agar menerima semua agenda yahudi untuk berdamai dan mengakui eksistensi mereka di atas tanah Palestina. Hal ini merupakan strategi penekanan mentalitas dan psikologis rakyat Palestina setelah Israel gagal mengancamnya dengan senjata, tank dan bulldozer.

Yang sangat membahayakan dari propaganda ini terhadap perjuangan rakyat Palestina, adalah kebebasan Israel untuk melakukan terror dan tekanan karena mendapat legalitas perdamaian antara kedua belah pihak dan seolah rakyat Palestina melanggar kesepakatan, makanya mereka bebas melakukan apapun untuk dihancurkan. Bahkan selanjutkan semua aksi perlawanan terhadap Israel akan dinisbatkan sebagai tindakan terorisme dan harus diperangi. Yang artinya rakyat Palestina akan diperangi oleh AS yang sedang gencar-gencarnya melakukan perang terhadap semua yang berbau teroris.

Propaganda itu juga memungkinkan untuk melakukan politik belah bambu dalam tubuh rakyat Palestina. Serta menghancurkan persatuan yang telah digalang kuat melalui intifadhah. Bahkan selanjutnya tidak mustahil akan terjadi perang saudara antara pihak Palestina dengan rakyat Palestina sendiri. Itulah sesungguhnya yang diinginkan oleh Israel dan AS sendiri.

Yang harus kita sadari bersama, bahwa propaganda ini dilakukan oleh AS sebagai persiapan melakukan serangan terhadap Irak. Bukan rahasia lagi bagi para pemerhati dan analis, bahwa dengan membuat rakyat Palestina tidak berkutik melakukan perlawanan maka AS akan mendapat kebebasan untuk menghancurkan Irak dan membentuk pemerintahan di dalamnya sesuai dengan kepentingannya, atau sebentuk pemerintahan yang menguntungkan AS baik dari sisi politik, militer (bisnis senjata) dan ekonomi (minyak).

Hal inilah yang membuat AS menekan beberapa negara Timur Tengah untuk melakukan revisi terhadap kurikulum pendidikannya di setiap levelnya dengan dalih pembentukan kurikulum yang mengarah kepada kekerasan dan tindakan terorisme. Bahkan AS tidak segan-segan lagi menegaskan tujuan utama perubahan kurikulum pendidikan Timur Tengah itu agar tidak ada lagi semangat untuk melakukan perlawanan, agar semua ruh perjuangan dari mujahidin Palestina tidak berkobar lagi.

Namun hal yang sangat mengagumkan kita semua, bahwa rakyat Palestina – seolah sudah menjadi tabiatnya – selalu menyadari konspirasi busuk para musuhnya. Sehingga semua strategi AS untuk menghancurkan intifadhah malah berdampak kepada kondisi sebaliknya. Alih-alih konspirasi tersebut membuat intifadhah dan semangat juang mujahidin akhir zaman padam mereda, justru sebaliknya mereka semakin hari semakin semangat dan berani.

Bahkan para dosen, guru-guru sekolah dasar sampai guru taman kanak-kanak sekalipun sadar akan adanya konspirasi itu. Sehingga mayoritas mereka berbalik untuk menyadarkan para muridnya, untuk kembali menyadari makna perjuangan, hak dan kewajiban rakyat Palestina sebagai rakyat terjajah dan hakikat Israel juga AS yang selalu memerangi dan memusuhi mereka. Mereka memberikan penyadaran kepda murid-muridnya akan kemuliaan orang-orang yang berjuang di jalan Allah, serta hinanya orang-orang yang kabur dari jalan Allah. Sejatinya lebih baik mati daripada menyerahkan tanah ini untuk para penjajah dunia saat ini.


03 April 2004



"Allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu"

Semoga darahmu yang tertumpah wahai Syhuhada, senantiasa menyirami semangat perjuangan kami.


All written material is copyright mangdin(c)2006 --- Send me email to emilrabin@yahoo.com