MASIH MENCARI BENTUK....


30 June 2005

SAYA BELAJAR

Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai..

Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya....

Saya belajar, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik...

Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali serta orang yang begitu perhatian pada saya...

Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh, Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati....

Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya....

Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya.... dan untuk itu saya harus memaafkannya...

Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain...kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus-menerus...

Saya belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan..

Saya belajar bahwa dua manusia dapat melihat sesuatu, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda...

Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya...

Saya belajar, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati...

Saya belajar bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasi diri saya...

Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis....

Saya belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai...

Saya belajar, bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering diambil segera dari kehidupan saya...

Saya belajar, bahwa saya harus belajar dari kesalahan yang pernah saya lakukan dan hidup untuk masa depan, bukan terus-menerus melihat ke masa lampau..

Saya belajar, bahwa cinta itu memberi dan mengerti tanpa harus diberi dan dimengerti..

Saya belajar, bahwa apa yang kita inginkan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita butuhkan, dan kita harus berlapang dada menerimanya..

Saya belajar, bahwa keluarga saya adalah harta terbesar yang saya punya..

Saya belajar, bahwa dengan berterima kasih pada Tuhan, maka Ia akan memberi rahmat lebih banyak lagi..

Saya belajar, bahwa saya harus tidak boleh berhenti belajar.

Tulisan ini pernah saya muat di blog ini dulu banget. Kemarin saya nemu tulisan ini di sebuah forum. Ternyata saya masih tersentuh, jadi saya post lagi deh

27 June 2005

KISAH BERDIRINYA STANFORD UNIVERSITY

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar dan suaminya yang berpakaian sederhana dan terlihat usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University dan meminta janji temu. Sang sekretaris langsung mendapat kesan bahwa orang kampung, udik seperti ini tidak ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang Pria lembut. "Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat.

"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita. Selama 4 jam Sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi ternyata tidak, dan sang sekretaris mulai frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang Pimpinan.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka, tetapi dia tidak
menyukai ada orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini."

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh... dia bahkan terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap
orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk
Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah
gedung?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, dimana mereka mendirikan sebuah
Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Anda bisa dengan gampang menilai karakter orang lain dengan melihat bagaimana mereka memperlakukan orang-orang yang mereka pikir tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka.

08 June 2005

Ketika kumohon pada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan,
Allah memberiku akal untuk berfikir.

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.

Ketika kumohon pada Allah keberanian,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi.

Ketika kumohon pada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong.

Ketika kumohon pada Allah bantuan,
Allah mmberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima apa yang kupinta, tapi menerima segala yang kubutuhkan.
Doa ku terjawab sudah

From the History of a Prayer


All written material is copyright mangdin(c)2006 --- Send me email to emilrabin@yahoo.com