MASIH MENCARI BENTUK....


31 March 2005

EARTHQUAKE


Walaupun bumi berguncang kau tetap Indonesiaku
tak sebilah pedang yng panjang .......


demikian cuplikan syair lagu "Gebyar-Kebyar"
ciptaan cak Sumarwoto/Gombloh (Lemon T
EARTHQUAKEree)

Gempa bumi ataw Earthquake ataw org jawa bilang Lindu
adalah fenomena alam biasa dlm arti tidak bisa dicegah n slalu terjadi
gempa dlm kajian ilmu geologi dikategorikan 2 macam: Vulcanic n Tectonic
proses terjadinya hampir mirip, tapi dampaknya jauh beda

Vulcanic: akibat aktivitas magma gunung berapi yng ingin mendesak keluar (extrusi)
dari perut bumi, gerakan2 magma tsb menekan/mendorong lapisan batuan hingga menimbulkan
getaran/vibrasi yng merembet ke daerah sekitar dlm jangkauan tertentu, tergantung kuat/besaran
gelombang getar yng ditimbulkan, misal G.Merapi lagi bersin, palingan org Magelang or Jogya
or Boyolali aja yng dapat merasakan goyang dangdutnya.

Tectonic: akibat aktivitas lempeng benua yng selalu bergerak/saling hujam menuju dapur magma
untuk melakukan daur ekosistem geology, dimana lempeng euro Asia menghujam lempeng
Amerika, kemudian lempeng euro Asia dihujam oleh lempeng Australia dst hingga menyerupai
lipatan bola yng terus bergerak saling menyusup/menyelinap (convergence)

Lalu apa yng yng menimbulkan goncangan mendadak dlm sirkulasi/perjalanan lempeng2 tsb?
Goncangan mendadak terjadi bila ada struktur batuan yng letaknya jauh dibawah permukaan bumi
(bisa puluhan kilometer) mengalami gerusan (benturan) kemudian patah/pecah tiba2, akibatnya
block2 ataw lapisan yng berada diatasnya menerima kejutan ataw pantulan gelombang vibrasinya
mengingat tebal lempeng mencapai puluhan kilometer, oleh karenanya tak heran jika pusat
gempa/episentrum (tempat dimana lapisan batuan berbenturan) jauh dari tempat kejadian gempa
ini mirip dng teori gelombang suara pukulan palu godam pada genta, dimana gaungnya mampu
mencapai ratusan bahkan ribuan meter jauhnya.

Uniknya yng merima efek gelombang vibrasi terjauh justru lebih parah akibatnya
krn dlm teorinya, pada gempa tectonic terjadi tiga efek gelombang P, S dan L
yakni Primary (tempat benturan), Secondary (patahan/guntingan), Last (Pantulan/getaran akhir)
contoh: gempa di Jambi ataw Padang letak episentrumnya jauh (puluhan/ratusan mil)
di tengah Samudra Indonesia dan dikedalaman sekian ratus/ribu meter bawah dasar laut
berikut skala ukuran dan dampak gempa menurut pak Ritcher

1 = manusia n hewan maseh enjoy, hanya alat seismograph yng dapat mendeteksi
2 = hiasan2 ataw alat yng bergantung sedikit goyang
3 = mulai ada orang yng merasakan gerakan, mobil parkir sedikit bergerak
4 = candela, pintu, laci2 berderit, org dlm ruangan merasakan goncangan
5 = gambar2 yng nempel didinding berjatuhan, furnitur2 bergerak/meluncur
6 = candela, pintu retak/rusak, semua obyek bergerak/goyang
7 = orang mulai sulit berdiri/jatuh, dinding2 bangunan retak
8 = furniture berhamburan/berserakan, dinding bangunan rontok
9 = org panic, bangunan2 mulai runtuh, dam/bendungan retak
10 = rel KA bengkok, jalan raya retak, bangunan2 rusak
11 = jembatan2 ambruk, instalasi2 bawah tanah rusak, sbgian besar bangunan ambruk
12 = rata dng tanah

04 March 2005

Wah ada artikel bagus nih. Tapi kok "nyindir" banget ya!?

Lelaki di Tahun Keduapuluh Limanya

eramuslim - "Ya..., Umar memang tidak melihat kita, bu. Tapi Rabb-nya Umar senantiasa menatap kita." Masih terdengar di telinga Umar bin Khatab jawaban lembut tapi tajam dari seorang gadis kepada ibunya yang menyuruh agar ia mencampurkan air ke dalam susu yang akan dijualnya. Umar terpesona dengan keluhuran akhlak gadis, anak penjual susu yang dicuri dengarnya semalam, dan hari itu Umar berniat mengumpulkan putera-puteranya. Di hadapan putera-puteranya Umar mengutarakan keinginan agar gadis itu menjadi isteri dari salah satu puteranya. Pernikahan barakah akhirnya berlangsung antara salah seorang putera Umar dengan gadis tersebut. Dan muara dari kisah kasih ini adalah lahirnya Khalifah Rasyidah yang kelima, Umar bin Abdul Aziz.
Umar bin Khatab sebagai sosok bapak, dalam sepenggal kisah bijaknya di atas, mungkin sangat dirindukan oleh banyak anak-anak lelaki yang sudah ingin menikah. "Kapan ya, ayah memanggilku untuk menawarkan seorang gadis cerdik yang shalihah untuk menjadi isteriku" bayang mereka setelah membaca kisah Umar di atas. "Ah, andai ayahku adalah Umar..."
Pernikahan memang selalu dikesankan indah. Atau memang benar-benar indah. Terutama bagi mereka yang ingin segera mengalaminya. Seorang kawan bilang, dunia setelah pernikahan bagi para bujangan adalah alam ghaib yang penuh misteri. Keindahan dan kenikmatannya-juga pahit getirnya-hanya bisa dirasakan oleh mereka yang telah memasuki alam ghaib itu. Dan keindahan itu jadi lebih awal dirasakan jika tanpa disangka-sangka orang tua menawarkan "seseorang" yang sangat sesuai dengan kriteria yang diidamkan-dan tentunya kita dalam kondisi siap. Orang tua yang sangat memahami anaknya, seperti Umar bin Khatab.
Mungkin terlalu melankolis jika seorang lelaki mengharapkan penawaran dari orang tuanya. Tapi, mau gimana lagi, realita yang ada memaksa sikap melankolis itu bertunas. Kesiapan membangun rumah tangga selalu diidentikan dengan kesiapan materi, dan itu seringkali tidak dimiliki oleh kebanyakan lelaki seusia Rasulullah Saw.-ketika Beliau menikah-yang baru saja selesai kuliah. Memang kesiapan materi sangat penting untuk membangun mahligai rumah tangga, terutama kalau kita ingin mencontoh Rasulullah Saw. Selain usianya 25 tahun ketika beliau menikah, kita juga harus tau bahwa mahar Rasulullah untuk masing-masing isterinya tak kurang dari 400 dinar (atau kira-kira senilai 180 juta rupiah, untuk uang sekarang). Tapi itu juga bukan segalanya, bukankah Rasulullah juga menikahkan Sayidina Ali dengan puterinya, Fatimah Az-Zahra, hanya dengan mahar baju besi yang tidak seberapa?
Memasuki usia duapuluh lima tahun, seorang lelaki sering kali dihadapkan pada sebuah pertanyaan wajib, "kapan sih kamu nikah?" setiap orang selalu menanyakan hal tersebut. Atau kalau tidak, ia sendiri yang bertanya kepada diri sendiri. "Ya, kapan ya, aku nikah?"
Dalam lamunan, ketika seorang lelaki yang mendekati usia duapuluh lima tahun bervisualisasi tentang masa depannya, sering kali menciptakan gambaran ideal tentang pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Bagaimana ia ingin menjadi suami dari isteri yang cerdik, cantik dan shalehah; bagaimana ia akan membahagiakan isterinya tersebut dengan memenuhi segala kebutuhannya; bagaimana ia juga akan senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya dengan memberi berbagai hadiah dan perhatian, tidak lupa untuk menjadi menantu yang terbaik bagi ibu-bapak mertua, juga menjadi ipar yang baik; bagaimana ia ingin bisa membangunkan rumah yang luas untuk keluarga kecilnya; bagaimana ia memberi nama putera-puterinya dengan nama-nama yang indah dan baik, mendidik mereka dengan didikan yang baik dan benar. Semuanya dilamunkan dengan sangat ideal dan indah.
Tapi, ketika visualisasinya selesai dan kembali mendarat di bumi ia mendapati realita yang tidak seindah lamunan. Ia pun sadar bahwa semua yang dilamunkannya bukan sesuatu mudah untuk diwujudkan. Tidak mudah mendapatkan isteri yang cantik luar dalam, sama susahnya dengan mendidik diri sendiri agar tampan luar dalam, atau bahkan lebih susah. Bukan perkara gampang mewujudkan kemapanan ekonomi bagi pebisnis pemula. Tidak murah membangun rumah luas dan nyaman untuk keluarga kecilnya. Lalu, tidak gampang juga membagi cinta untuk semua, anak-isteri, ayah-ibu, mertua, dan saudara-saudara. Seringkali segala keterbatasan yang dimiliki mendatangkan kesalah-pahaman bagi orang-orang yang dicintai. Mendidik anak-anak juga tidak semudah memilihkan nama yang indah dan baik untuk mereka. Semuanya perlu persiapan yang benar-benar matang. Dan visualisasi adalah satu tahap persiapan itu. Karena kalau dalam lamunan saja belum pernah ada, apalagi dalam kenyataan.
Dari sini kita temukan inti persoalannya: kesiapan. "Kematangan" banyak lelaki usia duapuluh lima tahun tidak beriringan dengan kesiapan mereka untuk survive di jenjang kehidupan yang lebih tinggi. Ketidaksiapan secara finansial sering kali menjadi alasan utama untuk menunda pernikahan, padahal jawaban seorang kawan sangat bagus untuk menangkis alasan ini. Orang yang sudah bekerja sebelum menikah mungkin di-PHK , orang yang sudah berwiraswasta sejak masa lajang juga bisa bangkrut, kenapa mereka berani menikah? Sebaliknya, orang yang belum dapat kerja, setelah menikah mungkin dapat pekerjaan, orang yang masih belajar berwiraswasta, setelah menikah mungkin menjadi wiraswastawan yang berhasil, kenapa mereka takut menikah? Persoalannya adalah kepada siapa kita bertawakal? Apakah kita bertawakal kepada instansi tempat bekerja atau kepada Allah? Kalau kita tawakal kepada Allah yang Maha Memberi rizki, kenapa kita terlalu bersandar pada pekerjaan atau kesuksesan bisnis?
Sungguh, yang terpenting dari kesiapan itu bukan ketersediaan, melainkan mentalitas. Kesiapan mental untuk menghadapi apapun kondisi dan situasi kehidupan. Inilah inti ajaran tawakal. Ketersediaan akan ada habisnya, sedangkan mentalitas yang kuat bisa meyelamatkan kita dari segala bentuk ujian dan cobaan hidup. Sayangnya, mentalitas ini pula jarang ditemukan pada kebanyakan lelaki menjelang usia mereka yang keduapuluh lima tahun. Menambah lengkap ketidak-siapan mereka.
Mungkin inilah yang harus dipahami oleh semua lelaki yang mendekati usia duapuluh lima tahun tetapi masih ragu untuk memasuki "alam ghaib" pernikahan. Selain harus tahu juga bahwa usia duapuluh lima tahun yang sesuai contoh Rasulullah adalah duapuluh lima tahun dalam hitungan Tahun Hijriyah, atau sekitar duapuluh tiga tahun setengah dalam hitungan Tahun Masehi. Jadi, kalau sekarang sudah menjelang usia duapuluh lima tahun dalam hitungan Masehi, artinya sudah lewat setahun lebih dari usia Rasulullah ketika Beliau menikah. Nah lho!
Wallahu A'lam.

***
Zamzam M. Ma'mun

03 March 2005

JEMBATAN DI ATAS NERAKA JAHANAM

Dari Abu Sa'id Al Khudri ra., ia berkata: Diperlihatkan kepada manusia jembatan jahanam. Di atasnya ada pohon yang durinya besar-besar, besi yang ujungnya bengkok, dan ada penyambar-penyambar yang menyambar manusia. Abu Sa'id berkata: Manusia melintasinya ada yang seperti kilat, yang lain seperti angin, yang lain seperti larinya kuda yang bagus, yang lain berlari, yang lain berjalan, yang lain merangkak, yang lain merayap. Ahli neraka itu tidak mati dan tidak hidup. Adapun manusia akan disiksa karena dosa-dosa mereka. Mereka dibakar, kemudian mereka menjadi arang. Kemudian Allah mengijinkan untuk diberi syafa'at. Mereka ditemukan berkelompok-kelompok. Lalu mereka dimasukkan ke surga, mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian pada tanah liat dibawa aliran air. Abu Sa'id Al Khudri mengatakan: Bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apakah kalian mengetauhi shabghah? Lalu nabi meneruskan sabdanya: " Di atas neraka ada 3 pohon, lalu ada seorang pria keluar dari neraka, dia berada di bibir neraka. Dia memohon: " Wahai Tuhan palingkanlah mukaku dari neraka". Beliau bersabda: "Allah berfirman: "Bagaimana sumpahmu dan jaminanmu bahwa kamu tidak minta kepadaKu yang lainnya." Beliau bersabda: Lalu pria itu melihat sebuah pohon dan berkata: Wahai Tuhan dekatkanlah saya ke pohon ini agar saya dapat berteduh dan makan buah-buahnya. Beliau bersabda: Allah berfirman: kamu berjanji dan menjamin bahwa kamu tidak akan minta kepadaKu yang lainnya? Beliau bersabda: Lalu pria itu melihat pohon yang lainnya yang lebih bagus dari pohon yang tadi. Maka ia berkata: Wahai Tuhan dekatkanlah saya ke pohon ini agar saya dapat berteduh dan makan buah-buahnya. Lalu Allah berfirman: Bagaimana tentang janjimu dan jaminanmu bahwa kamu tidak akan minta kepadaKu yang lainnya? Beliau bersabda: Lalu pria itu melihat sebuah pohon yang ketiga. Pria itu berkata: Wahai tuhan geserkanlah saya ke dekat pohon ini, agar saya dapat berteduh dan makan buahnya. Allah menegur: Bagaimana tentang janjimu dan jaminanmu bahwa kamu tidak akan minta kepadaKu yang lainnya? Beliau bersabda: Lalu pria itu melihat gerombolan manusia dan mendengar suara mereka, dia lalu memohon: Wahai Tuhan masukkanlah saya ke surga. Abu Sa'id mengatakan bahwa ada seorang laki-laki lain dari sahabat nabi. saw. Lalu keduanya berselisih. Yang satu mengatakan bahwa beliau bersabda: Maka pria itu masuk surga dan diberi dunia dan (ditambah lagi) seperti itu. Yang satunya lagi mengatakan bahwa beliau bersabda pria itu diberi dunia (dan ditambah lagi) 10 kali yang seperti dunia.

Hadits riwayat Ahmad.
Sanad Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Musim


All written material is copyright mangdin(c)2006 --- Send me email to emilrabin@yahoo.com